Dua kata pertama yang bisa saya ucapkan pada saat mengingat perjalanan saya dan teman-teman saya menuju ke Paccekke, Barru, "GILE BENER....!!!". ;p
Kamis, 25 November 2010...
Pukul 8 pagi seperti biasa saya ke kantor dulu untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan saya sebagai pekerja magang di BBM. Di kantor, saya hanya memperhatikan jam tangan saya dan terus bertanya dalam hati, "Kapan yah jam 12 siang??". Kala itu saya harus sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Desa Paccekke, kabupaten Barru dalam rangka Bina Akrab MaBa Komunikasi 2010 yang dikenal dengan nama NuRaNi yang berarti Nuansa Unik dan Radikal. Yah...,ini adalah ketiga kalinya saya berpartisipasi dalam Nurani, yang pertama Nurani tahun 2007 yang merupakan bina akrab angkatan saya sendiri, yang kedua Nurani awal tahun 2010 yang merupakan Nurani angkatan 2009 karena saya baru saja terpilih jadi pengurus KOSMIK dan yang terakhir Nurani November 2010 yang merupakan bina akrab angkatan 2010 sendiri yang juga saya masih berstatus sebagai koordinator Biro Broadcast Kosmik Unhas.
Sembari mengerjakan pekerjaan saya sebagai pekerja magang di BBM dan BEM (majalah Bosowa), saya hanya bisa memikirkan gimana caranya agar saya cepat-cepat kembali ke rumah dan langsung berangkat lagi ke kampus dengan barang bawaan yang cukup banyak. Jam menunjukkan pukul 12 siang dan saya pun cukup terlambat. Sebenarnya saya sangat ingin balik ke rumah jam 11.30, tapi tiba-tiba saya disodorkan nasi kotak yang kebetulan sekali perut saya tak bisa menolaknya (Sumpah, saya sangat lapar kala itu!). Tiba di rumah jam 12.30 dan saya langsung mengepak pakean dan barang-barang yang saya butuhkan sewaktu di Barru. Saya baru selesai mengepak pada pukul 13.15 dan saya langsung menuju ke kampus dengan menggunakan taksi Bosowa (secara saya pegawai magang di Bosowa) hihihihihiii....!!
Setibanya di kampus, saya hanya bisa berdoa di dalam hati, "Mudah-mudahan tidak hujan deras pada saat saya tiba di kampus!" dan TUHAN pun mendengarkan doa saya, "Terima kasih, TUHAN!". Namun, saya iri dengan teman-teman saya yang lain karena mereka sempat mengikuti kuliah Desain Penelitian Komunikasi bersama kanda Riza. Saya ingin sekali ikut kuliah, tapi apa daya saya terlambat datang dan tidak enak jika masuk ke kelas pada jam 2 lewat 20 menit, walaupun saya yakin kak Riza akan mengizinkan saya masuk untuk ikutan kuliah. Jadi saya lebih memilih untuk tidak ikut materi kuliah pada saat itu, bakalan tidak nyambung otak saya dengan apa yang dibahas oleh kak Riza dari awal perkuliahan. Jam menunjukkan pukul 15.00, kak Riza baru mengakhiri perkuliahan dan banyak teman pengurus yang ketinggalan truk tronton tentara yang merupakan kendaraan yang ditumpangi menuju ke tempat bina akrab. Saya sendiri numpang di mobil pribadi Uchu karena saya malas naik truk bersama maba.
Muncullah masalah di sini, Thinuz yang mengurus kendaraan pribadi Uchu tiba-tiba memutuskan untuk tidak ikut bersama kami alias nyusul berangkat besok saja karena mobil xenia Uchu sudah tidak muat. Saking bela-belain si Thinuz agar bisa ikutan bersama kami, akhirnya Uchu mengambil keputusan untuk menukar mobil Xenia-nya dengan mobil GranMax-nya yang ada di TransStudio. Dua kata yang bisa saya ucapkan pada saat itu, "Degh...bellanya moo...!!". Demi Thinuz ineh tauwah... Sahabat karib Uchu, bahkan sudah seperti saudaranya Uchu. ^___^
Tiba di kampus dan menjemput teman-teman yang ingin ikut di mobil Uchu yang pada saat itu sedang menonton acara puncak FISIP Day yang bintang tamunya adalah Efek Rumah Kaca (ERK). Mereka sangat menyukai ERK, "Apa sih yang bagus dari ERK?", tanyaku dalam hati. Bahkan mereka belum smepat mendengarkan satu lagu pun dari ERK pada saat kita berangkat, sayang sekali bukan?! Kasihan juga sih... Teman-teman yang ikutan di mobil Uchu : Saya sendiri, Uchu (yang punya mobil), Opick (sang supir hebat), Tya "Ketteng Perry", Dindong, Riska Jenius, Ay, RomBeng si TePe, Thinuz, Nino, Yuga dan Fery. Setengah dari pengurus KOSMIK periode 2010 ada di mobil Uchu menuju ke Barru. Pukul 7 malam kita baru keluar dari kota Makassar, Maros pun kelihatan dan kami singgah di toko roti mertua Achie yang terkenal dengan nama Zazil Bakery. Kami banyak membeli roti di situ. Kemudian kami melanjutkan perjalanan hingga pukul 10 malam kami tiba di Barru. Kami pun mulai menelpon teman-teman yang sudah duluan ada di Paccekke agar menjemput kami di jalan poros Barru. Sebenarnya kami semua dipenuhi perasaan takut karena sebelumnya Ethy sudah memberikan sms yang berisi pesan agar hati-hati pada saat mulai memasuki jalan menuju ke Paccekke. Situasi ini sangat HOROR, pemirsa!! Saya sendiri masih merasa ngeri dan takut pada saat mengetik postingan ini.
Pada saat kami sudah mulai masuk ke jalan menuju ke Paccekke, kami mulai merasakan kehororan yang dikatakan oleh teman Ethy. Sambil menelpon Kudra untuk menjemput kami, saya juga melihat tanda-tanda spanduk kecil yang ditempelkan panitia di pohon-pohon pinggir jalan menuju ke sana. Mata saya pun tertuju ke sebelah kiri, ternyata di situ ada kuburan...!! Pada saat sambungan komunikasi dengan kudra melaui hape Tya terputus dengan nada "Teeeeeeetttttttttttttttt....." yang sangat asing dan panjang bunyinya, pada saat itu pula kami memasuki kawasan kuburan. Horor banget, pemirsa!! Hape Tya seketika itu juga "heng" (istilah untuk hape yang rusak tiba-tiba), tidak bisa dipencet tombol-tombolnya dan tidak bisa dimatikan bunyi "Teeeeetttttt......."-nya. Yang punya hape sendiri heran dan kaget karena hape-nya tidak pernah "heng" seperti itu. Saya hanya bisa berdoa di dalam hati dan teman-teman yang lain pun begitu. Lalu kami melanjutkan perjalanan menuju ke Desa Paccekke dengan perasaan yang masih shock dan takut dengan modal hanya melihat tanda-tanda yang ditempelkan panitia di pepohonan. Tidak lama kemudian, kami pun bertemu dengan Kudra dan Ethy yang menjemput kami dengan motor. Akhirnya kami merasa lega... Tetapi tidak hanya sampai di situ kejadian mistis yang kami alami. Jalanan mulai menanjak, berbelok-belok dan aspalnya mulai rusak dan semakin sempit, di pinggir jalan sudah bukan rumah penduduk lagi melainkan jurang dan hutan yang dipenuhi dengan semak belukar dan pohon-pohon yang rindang. "Sepertinya mulai horor lagi nih..!", kataku dalam hati. Memang benar! Sewaktu kami melintasi salah satu jalanan menanjak yang tingkat kemiringannya sekitar 45 derajat dan berbelok sedikit, tiba-tiba mesin mobil GranMax mati dan rem kaki dan tangan mobil tidak berfungsi, jadi mobil kami sempat mundur hampir semeter. Sontak beberapa teman berteriak dan panik ketakutan. Saya hanya bisa diam dan berdoa di dalam hati dan saya yakin TUHAN akan melindungi kami semua. Sang supir pun panik dan menyuruh kami semua untuk turun dari mobil. Saya sendiri maklum dan merasa wajar mesinnya bakalan mati karena memang GranMax kurang mampu untuk di medan-medan seperti ini, apalagi kami kelebihan muatan..!! Para lelaki pun mendorong mobil dan kami perempuan memilih untuk berjalan kaki di titik-titik jalanan yang ada tikungan dan menanjak. Mobil sempat diistirahatkan sebentar karena mesinnya agak "menangis" karena dipaksakan jalan dan saya melihat semua teman-teman lelaki merokok (kecuali Uchu dan Thinuz). Pada saat itu juga RomBeng ngomong, "Jangan panik! Jangan panik!" dan dengan polosnya Tya menjawab, "Ih..,ka tidak panik jki! Orang silau gang dengan lampu mobil.". Anak-anak pun pada tertawa kecil mendengar celotehan Tya yang sangat polos menjawab pernyataan si TePe. Beberapa menit kemudian, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Desa Paccekke. Perjalanan aman dan lancar tapi saya agak tidak tenang karena saya tau tempat itu bukan tempat saya melainkan kampung orang, jadi saya harus menjaga sikap dan mulut agar tidak ngomong sembarangan.
Setelah 20 menit berlalu, kami pun tiba di Desa Paccekke dengan selamat tanpa kekurangan suatu apa pun. Puji TUHAN...!!! Bersyukur kepada TUHAN! Terima kasih, Bapa! ^___^
Walaupun pada saat saya tiba saya merasa sangat capek dan ngantuk, tapi saya sangat senang bisa tiba dengan selamat. Saya hanya bisa melihat handphone saya yang sangat miskin sinyal. Ternyata hanya provider Indosat yang sinyalnya kuat di sana (itupun hanya di tempat-tempat tertentu). Kami pun bertemu dengan teman-teman yang lain yang sudah tiba duluan di sana, seperti Icha, Tii, TriAyu, Yusuf, dan lain-lain. Pas kami tiba itu sekitar jam 11 malam dan pada saat itu baru mau makan malam. Yahh..,kebetulan kami juga sudah sangat lapar. Makan malam bersama sahabat-sahabat Calist07 sungguh mengasikkan! Setelah makan malam, MaBa disuruh ke poskonya masing-masing, kami pengurus dan steering briefing dulu. Sungguh capek!! Setelah itu kami diantar oleh si KorLap Ippang menuju ke posko pengurus. Setibanya di sana, saya langusng tepar di lantai papan rumah panggung tempat kami menginap. Saya pun mulai tertidur pulas pada pukul 2 dini hari.
0 komentar:
Posting Komentar