Rabu, 20 Mei 2015

Winter Street Style ala @cansERiA


Ketika saya melakukan traveling ke negeri ginseng, Korea Selatan, saya sangat excited bisa melihat langsung gaya berpakaian orang-orang Korea, khususnya pada saat winter. Tentunya selama ini saya hanya bisa melihat cara berpakaian mereka di drama Korea. Saya pun sengaja memilih musim dingin (winter) untuk mengunjungi negara ini agar saya bisa bereksperimen dengan style saya sendiri dalam berpakaian. Voila, jadilah saya mengenakan pakaian-pakaian ini.

Foto 1

Dikarenakan saya ingin membawa sedikit pakaian di koper, maka saya hanya membawa 1 coat yang saya beli di H&M. Pada foto pertama, saya hanya menggunakan dalaman T-Shirt berlengan panjang ditambah wool scarf berwarna cream, celana jeans biru, coat dan sepatu boots favorit saya berwarna coklat muda dengan hiasan bulu-bulunya yang lucu. Waktu itu saya sedang mengunjungi Petite France dan Nami Island, berhubung di hari itu cerah (walaupun tetap anginnya dingin banget..!!), maka saya menambahkan kacamata bulat hitam favorit saya (yang saya beli di Bangkok setahun lalu dengan harga hanya THB 15 atau setara dengan 5.500 rupiah), untuk menghalangi silaunya sinar matahari. Mengapa saya memadukan celana jeans biru dengan sepatu boots berbulu ini? Saya hanya merasa butuh memadukan warna yang mencolok di kaki saya. Untuk tas, saya menggunakan backpack atau tas ransel karena saya bisa membawa banyak barang jika menggunakan tas ini.


Foto 2

Sedangkan foto yang kedua, saya mengenakan dress pendek berwarna abu-abu (this dress made in Korea loh dan belinya di Pasar Senen) dilapisi dengan pink sweater dari Hush Puppies plus celana legging berwarna hitam sebagai bawahannya dan coat andalan saya. Tak lupa saya melilitkan wool scarf berwarna cream di leher saya (scarf dengan model yang berbeda dengan foto pertama), ditambah topi rajutan yang lucu untuk melindungi kepala saya dari dinginnya angin yang bertiup. Untuk sepatu boots, saya menggunakan winter boots berwarna hitam yang tingginya sampe ke betis saya, yah...tentunya untuk melindungi kaki saya dari dinginnya suhu di sana. Satu item fashion yang tidak boleh terlupakan pada saat musim dingin adalah sarung tangan, jujur saja, di Korea emang amat sangat dingin pada saat winter.


Nah.., itulah Winter Street Style selama saya mengunjungi Korea Selatan, bagaimana dengan kamu? ^^
Kamis, 07 Agustus 2014

My First Trip to Go to Somewhere Not in Indonesia -- Trip to BKK Day 1



Hahahaaaa....judul yang aneh. Kepanjangan tapi tak apalah. ^^

Senang sekali rasanya bisa mewujudkan salah satu resolusi saya di tahun 2014 ini. Yup...setelah sekian lama saya punya paspor (padahal baru dibikin di tahun 2012), akhirnya saya sudah bisa menginjakkan kaki saya di negara orang. Tadinya paspor itu dibuat untuk perjalanan ke Jordania bareng Paduan Suara Mahasiswa UNHAS, tapi dan tapi oh oh…, impian ke negeri itu sirna dikarenakan tidak adanya dana yang disediakan oleh pihak kampus. Oke, itulah sekilas mengenai sejarah saya membuat paspor.

Salah satu resolusi saya di tahun 2014 ini adalah bisa melakukan traveling ke salah satu negara di Asia Tenggara dan akhirnya saya memutuskannya di akhir tahun 2013 untuk mengunjungi negeri nan indah dengan bangunan-bangunannya yang didominasi dengan warna emas, yaitu Thailand. Tapi saya hanya mengunjungi ibukotanya saja, tidak menyempatkan untuk main-main ke pantai-pantainya yang katanya indah.

Sekitar bulan Februari 2014, saya mem-booked tiket pesawat PP ke Bangkok. Tak lupa saya mengajak teman sepermainan traveling, yang tak lain dan tak bukan adalah manager saya di Dept. MarComm di kantor Dasindo Media (kantor saya sekarang). Hahahahaaa...Mbak Emesdea a.k.a Maria Shanti Devi Anggraini bersedia menemani saya untuk traveling ala semi backpacker. Terima kasih banyak kepada Mbak Maria yang sudah bersedia meluangkan waktunya (karena beliau super sibuk dan sangat jarang berada di kantor saking seringnya ngajar di kelas training Dale Carnegie). Kami memutuskan untuk membeli tiket PP yang maksimal berharga Rp 1,5 juta, katanya sih itu sudah termasuk murah tapi sebenarnya masih bisa lebih murah meriah lagi loh..

Tanggal 30 April 2014 pagi hari, akhirnya hari itupun tiba. Saya janjian bertemu dengan Mbak Maria di Terminal 3 Bandara Soetta. Kami menunggu penerbangan kami yang boarding pada pukul 08.30. Perjalanan dari Jakarta ke Bangkok ditempuh kurang lebih 3 jam dengan pesawat. Kami terbang menggunakan Pesawat Tiger Airways. Pesawatnya keren, setipe kali yah dengan pesawatnya Garuda Indonesia. Sembari menunggu tiba di Suvarnabhumi Airport, Bangkok, saya membaca buku tentang traveling di Bangkok berjudul “Telusur Bangkok” karya Harun Fahrudin sambil menyusun itinerary selama 4 hari 3 malam di sana.

Paspor & Buku "Telusur Bangkok" karya Hairun Fahrudin
My Boardinng Pass


Tiga jam kemudian, pesawat yang kami tumpangi pun mendarat di Suvarnabhumi Airport, Bangkok. Saya senangnya bukan main, hehehehee…!! Bener-bener udah jadi kayak orang kampung. Keluar dari pesawat aja saya sampai bilang begini ke Mbak Maria, “Mbaaaakk, bahasanya udah beda, ini udah bukan Indonesia, aneh rasanya ada di negeri orang. Seneng banget aku.. Biarin deh aku jadi orang kampungan di sini. Hahahahahaa…” (pikirku, tooh gak ada yang kenal aku). Sebenarnya itu adalah kelakuan yang cukup memalukan, tertawa sendiri dan rasanya pengen langsung check in di Foursquare atau Path tapi gak bisa (benar-benar kampungan deh..!!).
Bergaya di Suvarnabhumi Airport - Bangkok
Setelah ngantri di bagian imigrasi bandara, yang pada waktu itu sangat panjang, kami pun menuju ke tempat penukaran uang. Semua-semua beres, saya dan Mbak Maria lalu bergegas ke tempat untuk naik transportasi Airport Rail Link, semacam Commuter Line kalo di Jakarta. Tapi CommLine-nya ini keren banget, super bersih dan gak berisik. Hebat deh! Waktu tempuh kurang lebih 20 menit, kami sudah tiba di Stasiun Ratchathewi, stasiun yang paling dekat jaraknya dengan penginapan kami. Meraba-raba dimana letak penginapan tujuan kami, rasanya pengen memanfaatkan Google Maps, tapi gak bisa sama sekali kalo gak pake simcard dari sana. Samar-samar saja saya mengingat map yang pernah saya googling mengenai letak penginapan kami. Dengan berjalan kaki, sambil membawa koper yang cukup membuat kami rempong, kami bertanya sana-sini, tapi ternyata gak ada yang tahu di mana letak S2S Boutique Resort daerah Ratchaprapop. Payaaahh deh, bahkan kami sudah sangat kelaparan. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli air mineral dan roti di toko kelontong (baca: Seven Eleven) di sekitar situ. Kenapa saya menyebut Seven Eleven sebagai toko kelontong?! Karena Sevel di sana itu bentuknya udah kayak toko kelontong, gak sebagus dan senyaman Sevel di Jakarta. Kembali membahas gimana caranya sampai kami tiba di penginapan, Mbak Maria akhirnya mengambil kesempatan untuk bertanya dengan kasir di Sevel tersebut, ternyata mereka tahu tentang penginapan kami, mereka memberikan denah menuju ke sana. Mereka, warga di sana, dengan Bahasa Inggris yang sangat pas-pasan menjelaskan kepada kami ke mana arah penginapan kami. Untung kami bisa mengerti maksud mereka.

Finally, kami tiba di S2S Boutique Resort di kota Bangkok. Kami check in dan saya pun melihat seekor anjing lucu, saya menghampirinya dan berusaha untuk memegang dan membelainya. Nama anjing itu adalah MooMoo, warna bulunya abu-abu agak kehitaman. Jenisnya, toy dog seperti Chihuahua.

Semua urusan check in beres, ternyata oh ternyata, kamar kami letaknya di lantai 3 dan di penginapan itu gak ada lift atau escalator-nya. Dengan cara manual, kami naik ke lantai 3 sambil menenteng koper kami masing-masing. Setibanya di kamar, saya langsung merebahkan tubuh di tempat tidur dengan perasaan agak sedikit kecewa dengan kondisi kamar kami. Padahal Mbak Maria sendiri sudah mewanti-wanti bahwa kamar penginapan yang akan kami tempati itu belum tentu sebagus di fotonya dan ternyata Mbak Maria sangat betul sekali. Ini namanya penipuan, foto-foto yang ada di website AirAsia Go sangat jauh berbeda dengan kenyataannya. Saya pun pasrah aja, yang penting kamarnya bersih, tidak berbau dan tidak ada kecoa ataupun tikus, itu adalah hal yang paling penting.

Kami memutuskan untuk beristirahat selama 2 jam, padahal kami belum makan siang sama sekali. Saking malasnya kami mencari makan siang di luar sana yang pada saat itu sangat panas, kami menahan lapar kami dengan bermodalkan roti yang dibeli tadi di Sevel. Sambil tiduran, kami juga sibuk meng-update status di Social Media kami masing-masing menggunakan WiFi penginapan dan sibuk mengaktifkan simcard yang kami beli juga di Sevel. Intinya, we are on the line (mengikuti istilah online di film “Internship”)

Sekitar tiga jam kemudian, kami sudah mandi dan tampil cantik dan kami sudah siap untuk pergi ke tempat tujuan pertama kami selama di Bangkok. Saya senang banget bisa mengunjungi mal yang pernah dikunjungi oleh Nichkhun (gak penting), gak sabar juga pengen ketemu dengan BMTA (sebut saja bus) yang ada tampang Khun-nya (lebih gak penting lagi). Menggunakan BMTA, kami menuju ke Central World Plaza yang jaraknya hanya 7 menit dari penginapan kami. Mal ini merupakan (katanya) mal terbesar dan termegah di kota Bangkok, malnya kurang lebih hampir sama seperti Grand Indonesia di Jakarta, tapi bagusan inilah.. Di sana kami mengisi perut kami yang sudah sangat kelaparan, diputuskanlah kami makan sore di Manhattan Fish Market (jauh-jauh ke Bangkok, tapi makannya masih ke sini juga, padahal inikan ada juga di Jakarta). Kami mencicipi Fish & Chips yang katanya lagi promosi, tapi tetap aja mahal menurutku. Fish & Chips-nya menggunakan Ikan Dory yang adalah ikan favorit saya selama tinggal di Jakarta (karena menurutku hanya Ikan Dory-lah yang paling enak dan lembut yang ku temukan di Jakarta).

Perut sudah terisi, kami lanjut mengelilingi mal. Saya pun sempat berfoto dengan patung Mickey Mouse yang memakai baju adat Thailand, langsung dipamerin di Twitter dan tak lupa me-mention @khunnie0624 (benar-benar gak penting, ahahahhaaa…!!). Ya pentinglah (menurut gw doang) karena Nichkhun suka dengan Mickey Mouse dan saya pun seperti itu.

Mickey Mouse ala Thai
Lanjuuuuttt…, ternyata di mal ini sedang berlangsung acara “Thailand Toy Expo” jadi banyak yang memakai kostum cosplay superhero, seperti Spiderman, Ironman, dan kawan-kawannya. 
Sebelum nonton Sipdey beraksi di film-nya, foto bareng dulu sama yang cungkringnya.. ^^

Salah satu dekorasi di Thailand Toy Expo - 30 April 2014 (Central World Plaza)
Berkeliling cukup lama di CWP, kami lalu menuju ke mal sebelah, yaitu Siam Paragon Shopping Center. Siam Paragon ini merupakan mal yang sudah lama di Bangkok dan sangat terkenal pula, sangat luas bingiiittss. Berkunjung ke mal ini, tujuan kami adalah hanya untuk menonton di bioskop 4Dx-nya. Harga tiket untuk film 4Dx itu 400 THB atau sekitar 142 ribu rupiah. Cukup mahal tapi worth it laaahh.. Kami memilih untuk menonton film “The Amazing Spiderman 2” karena pastinya efek 4D akan lebih banyak terasa dibanding film-film yang lain.
Hal yang menarik yang saya temukan saat menonton film di bioskop Bangkok ini adalah sebelum film dimulai, akan ditayangkan film pendek yang bercerita tentang kehidupan Raja Thailand yang sangat dihormati dan dipuja di negeri gajah tersebut. Selain itu, semua penonton juga harus harus berdiri saat film pendeknya diputarkan, demi untuk menghormati raja. Salut buat mereka dan hebat banget mereka bisa sangat menghormati pemimpin tertinggi mereka. Walaupun saat ini Negara Thailand sendiri sedang mengalami masa-masa sulit yang berhubungan dengan masalah pemerintahan, berhubungan dengan politik kekuasaan pula. Lalu saat film pendek tadi selesai, kami pun sudah bisa menikmati tontonan film Spidey dengan “kursi goyang”. Bioskop 4Dx ini memang keren tapi filmnya aja yang gak keren. Ternyata jalan cerita Spidey 2 ini sangat membosankan dan tidak menarik sama sekali, bahkan Gwen (pacar si Peter Parker) harus berakhir meninggal, amat sayang sekali. Namun, begitulah cerita aslinya dari komik Marvel. Saya dan Mbak Maria sempat tertidur pulas di tengah-tengah film, padahal kami sudah “dibanting” ke kanan-kiri oleh “kursi goyang”-nya tapi tetap saja, rasa ngantuk kami-lah yang juara.
Tiket 4Dx untuk film "Spidey 2"


Selama hampir 2 jam filmnya ini, selesai dan kami langsung bergegas keluar dari mal, soalnya waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 23.00, mal bahkan sudah ditutup. Kami berjalan keluar dari mal dan mencari halte bus. Agak lama baru kami menemukan bus yang menuju ke penginapan kami, sekitar 30 menit lah. Setibanya di penginapan, kami lalu mencuci wajah dan langsung melanjutkan tidur kami lagi.

Itulah kisah di hari pertama berada di kota Bangkok, petualangan di hari kedua lebih mengasyikkan lagi. ^^

Kamis, 23 Januari 2014

Belajar Hidup Susah Jauh dari Orang Tua


Tanpa terasa saya sudah setahun lebih di Jakarta dan tanpa terasa pula saya sudah setahun bekerja di Dale Carnegie Training.
Waktu berjalan begitu cepatnya, sekarang sudah tahun 2014.
Selamat datang 2014..

Tahun yang baru, saya berharap banyak hal-hal yang membahagiakan dan menakjubkan bisa terjadi di tahun ini.

Cita-cita ingin ke luar negeri, baik itu liburan maupun ada tugas dari kantor, semoga bisa terwujud tahun ini.
Tahun 2013, pengen main ke negara-negara tetangga tapi tak kesampaian karena terbatas dana.
Tahun 2012, yang rencananya diajak menyanyi di negara Yordania, tapi gagal juga.
Oleh karena itu, di tahun 2014 ini, menginjakkan kaki ku di luar Indonesia semoga terwujud (asal jangan negara Timor Leste atau Papua Nugini yah). Hehehee..

Naah...karena saya ngebet banget pengen main ke Bangkok dan Seoul, maka saya harus menabung lebih banyak di tahun ini.
Walaupun sebenarnya tak ada peningkatan penghasilan tetap di tahun ini, tapi harus tetap semangat.

Di Jakarta, saya benar-benar belajar untuk hidup susah.
Syukur dan Puji Tuhan, saya masih punya kakak dan kakak ipar yang berbaik hati mau menampung saya. Terkadang Rian bilang ke saya, mendingan nge-kost saja. Kalaupun saya nge-kost, otomatis saya gak akan punya tabungan dan agak akan bisa beli Note 8. Lumayan uang untuk sewa kamar kost dan uang makan di malam hari dan pada saat weekend bisa ditabung. ;p
Berhubung flat kakak di Kalibata City itu super small, saya terkadang jadi tak enak hati dan kadang merasa sedih juga karena harus tidur di kamar yang sempit dan dipenuhi dengan barang-barang layaknya gudang.
Namun, saya tetap berusaha untuk bertahan. Yang ada di pikiranku, yang penting ada atap yang bisa ditempati untuk berteduh dan kasur yang bisa ditempati untuk tidur, itu saja sudah cukup buatku. Toh.., ada keponakan kesayangan yang bisa menghibur hati, meskipun kadang bikin kesal juga karena kenakalan-kenakalan mereka, namanya juga anak kecil. Mama juga memberi semangat dan selalu mendoakan saya supaya saya bisa bertahan tinggal di kamar mungil itu, terima kasih ya Mama.. :')
Rian pun mengerti dengan keputusan ku.

Tahun yang baru, berharapnya sih dapat penghasilan yang baru juga, maksudnya gaji bisa naiklah di tahun ini. Amiiiiinnnnn!!! :D
Hahahahahahahaa....
Kalau gaji bisa naik, tabungan untuk menikah pun bisa bertambah, semoga saja!

Setelah setahun bekerja, aku jadi belajar untuk hidup berhemat dan hobi shopping itu jadi hilang dalam sekejab. Sangat senang bisa menabung, yah jumlah tabungannya sih sampai detik inipun tak seberapa, tapi bisalah untuk main ke Bangkok. Hope so!

Sekali lagi, selamat datang 2014.
Semoga tahun ini saya bisa menabung lebih banyak lagi.
Semoga lebih banyak berkat dari Tuhan.
Semoga pengalaman hidup dan pengalaman pekerjaan bertambah.
Semoga ilmu juga bertambah, pengen kursus Bahasa Korea nih.
Semoga bisa menginjakkan kaki di negeri orang.
Dalan Nama Yesus Kristus, semua bisa terkabulkan. AMIN!

Rabu, 13 November 2013

Belajar tentang Hidup


Terkadang kamu akan merasa bahwa kamu masih harus belajar banyak tentang hidup.
Tapi terkadang kamu akan berpikir bahwa hidup yang sudah kamu lalui itu sudah memeberikan banyak pelajaran.
Baik itu pelajaran hidup yang bahagia, maupun yang paling pahit sekalipun.

Saya pribadi, walaupun baru hanya hidup selama 25 tahun, sudah melalui banyak pelajaran tentang hidup. Saya banyak belajar tentang kehidupan melalui keluarga saya. Lingkungan keluarga saya, yang terlihat seperti baik-baik saja, tapi tidak demikian.

Tahun 2005, merupakan tahun terberat dalam hidupku. Di mana saya harus menerima kepergian Papa saya dan kakak saya ke surga. Saya sendiri sering bertanya kepada Tuhan, mengapa dalam setahun itu keluarga saya diberikan cobaan yang bertubi-tubi. Kepahitan dan kesedihan yang dirasakan oleh keluarga saya pada tahun itu adalah puncaknya. Papa saya yang tidak disangka-sangka dipanggil oleh Tuhan pada bulan Januari, tepatnya tanggal 25.
Delapan bulan kemudian, kakak saya yang kedua dipanggil juga oleh Tuhan. Beberapa saudara sepupu yang bilang, Dhedhe ikut Papa karena Papa sangat sayang sama dia sampai minta ditemani. Saya tidak begitu memperdulikan hal itu, yang saya pedulikan pada waktu itu adalah Mama saya.

Dalan tahun yang sama, Mama ditinggalkan oleh dua orang yang sangat beliau sayangi, kehilangan suami dan anaknya. Saya semakin sedih jika memikirkan hal itu. Saya hanya bisa terus mendoakan Mama agar diberi kekuatan dan tetap sehat. Saya juga berusaha untuk tidak menyusahkan beliau pada saat itu.

Di hari Papa saya meninggal, Mama sedang diopname di Rumah Sakit dikarenakan sakit typus. Mama tidak sempat mengucapkan salam perpisahan dengan Papa. Kondisi Mama saat itu sangat menyedihkan, berat badannya turun drastis dan beliau sendiri tak ada nafsu untuk makan. Kasihan sekali..
Tapi Mama tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan dari Tuhan pada saat itu. Sampai saat inipun beliau benar-benar merasa kesepian.

Situasi dan kondisi seperti ini, apa tidak bisa mengajarkan saya untuk lebih dewasa lagi?!
Justru saya sering bertindak bodoh dan salah..

Situasi yang baru saja saya alami beberapa menit yang lalu. Saya hanya mengeluarkan kata-kata polos dan itu bisa menyinggung perasaan orang yang bersangkutan. Saya merasa hal itu tidak salah, tapi ternyata saya salah kata-kata. Saya masih harus belajar banyak tentang situasi dan kondisi hidup orang-orang yang ada di sekitar saya.

Walaupun saya sudah banyak mengalami kepahitan hidup, tapi itu masih kurang. Saya harus lebih jeli melihat situasi dan kondisi orang-orang di sekitar saya dan yang terpenting, saya harus tahu kapan dan dimana saya harus mengeluarkan kata-kata yang lebih baik lagi.

Kamis, 04 Oktober 2012

M O C H I


Mochi...sudah hampir dua bulan kita tidak berjumpa, kamu di sana dan aku di sini!
Mochi...sudah hampir dua minggu kamu hilang entah kemana, meninggalkan rumah dan tak kunjung kembali.
Dimana dirimu sekarang? Hanya kamu dan TUHAN yang tahu...
Tepat hari Minggu malam tanggal 23 September 2012, Mochi kabur dari rumahku di Makassar.
Biasanya dia hanya akan bermain di rumah tetangga sebelah yang hanya berjarak sekitar 50 meter, waktu itu sepertinya dia tidak hanya ingin bermain bersama Lala (sang kekasih), tapi juga ingin kawin (maklumlah...sekarang ini katanya sih lagi musim kawinnya para anjing).
Keesokan harinya, tepatnya di pagi hari, Mochi tidak ditemukan di dalam rumah, dicarilah dia di rumah si Lala dan dia juga tidak ada disana. Maka mulailah pencarian Mochi di hari itu.
Senin pagi-pagi sekali, saya mendapat telepon dari Rosa dan mengatakan bahwa Mochi hilang, saya tidak begitu terkejut karena biasanya memang Mochi menghilang dan dia pasti kembali.
Namun, kali ini berbeda! Mochi tidak kembali-kembali ke rumah hingga detik ini.
Keluarga sudah mengerahkan segala tenaga dan cara untuk mencari Mochi, tapi tidak ketemu-ketemu!! -_-"
Menurut Mama, sepertinya Mochi diculik sama orang yang ngeliat dia ada di pinggir jalan, maklum...Mochi anjing yang lucu dan pasti orang tertarik jika melihatnya sendiri di pinggir jalan..
Aah...Mochi, kamu dimana sekarang??
Saya sering menangisimu... :'(
Kamu adalah sahabatku dan kamu selalau menemaniku di saat sedih dan senang..
Justru sekarang saya merasa sangat bersa;ah karena sudah meninggalkanmu di Makassar..
Kadang-kadang, saya juga biasa ngobrol dengan Mochi, apalagi di saat saya sedang sedih dan gak tau mau curhat sama siapa..
Klo cerita sama Mochi, apalagi klo ceritanya menyedihkan, pasti raut wajah dia juga ikut sedih, sepertinya dia juga merasakan kesedihanku.. :'(
Keluarga juga sangat merasa kehilangan Mochi..
Mochi, cepatlah pulang ke rumah!
TUHAN, pulangkanlah Mochi kami ke rumah... :'(
"Terima Kasih atas kunjungan Anda"
Diberdayakan oleh Blogger.