Terkadang kamu akan merasa bahwa kamu masih harus belajar banyak tentang hidup.
Tapi terkadang kamu akan berpikir bahwa hidup yang sudah kamu lalui itu sudah memeberikan banyak pelajaran.
Baik itu pelajaran hidup yang bahagia, maupun yang paling pahit sekalipun.
Saya pribadi, walaupun baru hanya hidup selama 25 tahun, sudah melalui banyak pelajaran tentang hidup. Saya banyak belajar tentang kehidupan melalui keluarga saya. Lingkungan keluarga saya, yang terlihat seperti baik-baik saja, tapi tidak demikian.
Tahun 2005, merupakan tahun terberat dalam hidupku. Di mana saya harus menerima kepergian Papa saya dan kakak saya ke surga. Saya sendiri sering bertanya kepada Tuhan, mengapa dalam setahun itu keluarga saya diberikan cobaan yang bertubi-tubi. Kepahitan dan kesedihan yang dirasakan oleh keluarga saya pada tahun itu adalah puncaknya. Papa saya yang tidak disangka-sangka dipanggil oleh Tuhan pada bulan Januari, tepatnya tanggal 25.
Delapan bulan kemudian, kakak saya yang kedua dipanggil juga oleh Tuhan. Beberapa saudara sepupu yang bilang, Dhedhe ikut Papa karena Papa sangat sayang sama dia sampai minta ditemani. Saya tidak begitu memperdulikan hal itu, yang saya pedulikan pada waktu itu adalah Mama saya.
Dalan tahun yang sama, Mama ditinggalkan oleh dua orang yang sangat beliau sayangi, kehilangan suami dan anaknya. Saya semakin sedih jika memikirkan hal itu. Saya hanya bisa terus mendoakan Mama agar diberi kekuatan dan tetap sehat. Saya juga berusaha untuk tidak menyusahkan beliau pada saat itu.
Di hari Papa saya meninggal, Mama sedang diopname di Rumah Sakit dikarenakan sakit typus. Mama tidak sempat mengucapkan salam perpisahan dengan Papa. Kondisi Mama saat itu sangat menyedihkan, berat badannya turun drastis dan beliau sendiri tak ada nafsu untuk makan. Kasihan sekali..
Tapi Mama tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan dari Tuhan pada saat itu. Sampai saat inipun beliau benar-benar merasa kesepian.
Situasi dan kondisi seperti ini, apa tidak bisa mengajarkan saya untuk lebih dewasa lagi?!
Justru saya sering bertindak bodoh dan salah..
Situasi yang baru saja saya alami beberapa menit yang lalu. Saya hanya mengeluarkan kata-kata polos dan itu bisa menyinggung perasaan orang yang bersangkutan. Saya merasa hal itu tidak salah, tapi ternyata saya salah kata-kata. Saya masih harus belajar banyak tentang situasi dan kondisi hidup orang-orang yang ada di sekitar saya.
Walaupun saya sudah banyak mengalami kepahitan hidup, tapi itu masih kurang. Saya harus lebih jeli melihat situasi dan kondisi orang-orang di sekitar saya dan yang terpenting, saya harus tahu kapan dan dimana saya harus mengeluarkan kata-kata yang lebih baik lagi.